Jenis-Jenis Model Bisnis untuk UMKM

Elqolbi

Elqolbi

ยท 8 min read
Business Model

UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Namun, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan dan persaingan, baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, UMKM perlu memiliki model bisnis yang tepat untuk dapat bertahan dan berkembang.

Model bisnis adalah cara yang digunakan oleh suatu usaha untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan, mitra, dan pemilik usaha. Model bisnis mencakup berbagai aspek, seperti produk atau jasa yang ditawarkan, segmen pasar yang dituju, saluran distribusi yang digunakan, sumber pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan, serta sumber daya dan aktivitas kunci yang dilakukan. Model bisnis dapat digambarkan secara visual dengan menggunakan alat seperti Business Model Canvas (BMC), yang terdiri dari sembilan elemen utama.

Jenis-jenis model bisnis untuk UMKM dapat dibedakan berdasarkan berbagai kriteria, seperti jenis produksi, jenis fisik, sumber revenue, strategi harga, interaksi dengan konsumen, strategi produk, dan kemitraan. Berikut adalah beberapa contoh model bisnis untuk UMKM berdasarkan kriteria tersebut:

Model Bisnis Berdasarkan Jenis Produksi

  • Manufaktur: model bisnis ini melibatkan proses pembuatan produk fisik dari bahan mentah atau setengah jadi. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah pengrajin perak, pembuat kerajinan tangan, produsen makanan olahan, dll.
  • Distributor: model bisnis ini melibatkan proses penyaluran produk dari produsen ke pengecer atau konsumen akhir. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah agen pulsa, distributor alat kesehatan, distributor bahan bangunan, dll.
  • Retailer: model bisnis ini melibatkan proses penjualan produk secara langsung kepada konsumen akhir. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah toko kelontong, warung makan, toko baju dan celana, dll.
  • Franchise: model bisnis ini melibatkan proses pemberian lisensi merek dagang dan sistem usaha dari suatu perusahaan kepada pihak lain yang ingin menjalankan usaha serupa. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah waralaba makanan cepat saji, waralaba laundry, waralaba salon kecantikan, dll.

Model Bisnis Berdasarkan Jenis Fisik

  • E-Commerce: model bisnis ini melibatkan proses penjualan produk atau jasa secara online melalui platform digital seperti website atau aplikasi. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah toko online fashion, toko online buku, toko online elektronik, dll.
  • Dropship: model bisnis ini melibatkan proses penjualan produk secara online tanpa harus menyediakan stok barang sendiri. Dropshipper hanya bertugas sebagai perantara antara supplier dan konsumen. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah dropshipper kosmetik, dropshipper aksesoris, dropshipper perlengkapan bayi, dll.
  • Marketplace: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan platform digital yang mempertemukan penjual dan pembeli produk atau jasa secara online. Marketplace mendapatkan pendapatan dari komisi transaksi atau iklan. Contoh startup yang menggunakan model ini adalah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dll.

Model Bisnis Berdasarkan Sumber Revenue

  • Freemium: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa secara gratis dengan fitur terbatas, dan menawarkan fitur tambahan dengan biaya tertentu. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah aplikasi belajar bahasa asing, aplikasi edit foto, aplikasi streaming musik, dll.
  • Subscription: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa secara berlangganan dengan biaya tetap per periode. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah layanan konsultasi bisnis, layanan kesehatan online, layanan penyewaan buku, dll.

Model Bisnis Berdasarkan Strategi Harga

  • Razor Blade: model bisnis ini melibatkan proses penjualan produk utama dengan harga murah atau bahkan gratis, dan menawarkan produk pendukung dengan harga tinggi. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah penjual printer dan tinta, penjual pisau cukur dan silet, penjual kopi dan kapsul, dll.
  • Reverse Razor Blade: model bisnis ini melibatkan proses penjualan produk utama dengan harga tinggi, dan menawarkan produk pendukung dengan harga murah atau bahkan gratis. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah penjual kamera dan aksesori, penjual smartphone dan aplikasi, penjual sepeda dan perawatan, dll.

Model Bisnis Berdasarkan Interaksi dengan Konsumen

  • High Touch: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa yang membutuhkan interaksi intensif dan personal dengan konsumen. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah jasa perencanaan pernikahan, jasa perawatan kecantikan, jasa bimbingan belajar, dll.
  • Low Touch: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa yang membutuhkan interaksi minimal atau tidak sama sekali dengan konsumen. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah jasa pengiriman barang, jasa pencucian motor dan mobil, jasa penerjemahan online, dll.

Model Bisnis Berdasarkan Strategi Produk

  • Peer-to-Peer: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa yang berasal dari konsumen lain yang memiliki kelebihan kapasitas atau sumber daya. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah platform pinjam-meminjam uang, platform sewa-menyewa barang, platform tukar-menukar barang, dll.
  • Social Entrepreneurship: model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial atau lingkungan. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah produsen tas dari sampah plastik, produsen pupuk organik dari limbah rumah tangga, produsen alat bantu tunanetra dari barang bekas, dll.

Model Bisnis Berdasarkan Kemitraannya

  • Business to Business (B2B): model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa kepada pelanggan lain yang juga merupakan usaha. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah supplier bahan baku, vendor software, konsultan manajemen, dll.
  • Business to Consumer (B2C): model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa kepada pelanggan akhir yang merupakan individu. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah toko online fashion, warung makan, salon kecantikan, dll.
  • Consumer to Business (C2B): model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa oleh individu kepada usaha. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah penulis konten online, desainer grafis freelance, influencer media sosial, dll.
  • Consumer to Consumer (C2C): model bisnis ini melibatkan proses penyediaan produk atau jasa oleh individu kepada individu lain. Contoh UMKM yang menggunakan model ini adalah penjual barang bekas, penitipan hewan peliharaan, guru les privat, dll.

Demikian artikel tentang jenis-jenis model bisnis untuk UMKM. Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi Anda yang ingin memulai atau mengembangkan usaha Anda. Selamat berbisnis!

Elqolbi

About Elqolbi

Hai saya Elqolbi, pendiri dan penulis di Sentradagang.com ๐Ÿ‘‹. Sudah berbisnis online dan offline sejak tahun 2013. Di situs ini saya akan membagikan pengetahuan dan pelajaran dari pengalaman yang pernah saya alami. Semoga artikel dan situs ini bisa membantu usaha kamu ya!

Copyright ยฉ 2023 Sentradagang.com.
All rights reserved.